NEWS

Lapor Pak Bupati Kontraktor Abaikan Mutu, Proyek Jalan Hotmix di Indrapura Diduga Cacat Teknis 

Transparansi Tanpa Tawar

Batu Bara, Spiritrevolusi.id -Sumatera Utara Indikasi pelanggaran kembali mencuat dalam pelaksanaan proyek jalan hotmix di Kelurahan Indrapura Kota, Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batu Bara. Berdasarkan hasil pantauan awak media pada 13 November 2025, pengerjaan di salah satu ruas jalan menuju Desa Tanjung Kubah tampak dilakukan tanpa papan informasi proyek dan tetap dilanjutkan meski kondisi jalan dalam keadaan berair.

Kondisi ini bukan hanya menyalahi Standar Operasional Prosedur (SOP) pekerjaan aspal hotmix, tetapi juga melanggar aturan hukum terkait transparansi publik dan mutu konstruksi.

Langgar Standar Teknis PUPR

Menurut ketentuan teknis dalam Peraturan Menteri PUPR Nomor 19/PRT/M/2018 tentang Penyelenggaraan Jalan dan Spesifikasi Umum 2018 Revisi 2 (Direktorat Jenderal Bina Marga), pelaksanaan pekerjaan lapisan aspal panas (hotmix) wajib memenuhi syarat-syarat berikut:

1. Permukaan dasar (base course) harus bersih, kering, dan bebas dari genangan air.

2. Suhu hamparan aspal panas minimal 135°C dan tidak boleh terkena air selama proses penghamparan.

3. Pekerjaan wajib berada di bawah pengawasan konsultan pengawas dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK).

Pengerjaan di kondisi berair berpotensi menyebabkan ikatan antara aspal dan permukaan jalan gagal, yang akan mengakibatkan retak dini, pengelupasan, dan kerusakan struktural dalam waktu singkat.

Dengan demikian, proyek di Desa Tanjung Kubah patut diduga cacat mutu dan tidak memenuhi standar teknis konstruksi jalan.

Tak Ada Papan Informasi, Publik Kehilangan Hak Pengawasan

Selain persoalan teknis, proyek ini juga diduga melanggar Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP).

Papan informasi proyek wajib dipasang di lokasi kegiatan sebagai bentuk keterbukaan terhadap masyarakat, yang berisi:

-Nama kegiatan dan sumber anggaran,

-Nilai kontrak,

-Nama pelaksana dan pengawas,

-Waktu mulai dan selesai proyek.

Tanpa adanya papan proyek, publik tidak memiliki akses untuk mengawasi jalannya pekerjaan, sehingga membuka ruang lebar terhadap dugaan penyelewengan anggaran dan manipulasi pelaksanaan proyek.

Minim Pengawasan, Mutu Diragukan

Lebih ironis lagi, tidak tampak kehadiran konsultan pengawas di lapangan.

Padahal, sesuai Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi, Pasal 59 ayat (4) menegaskan bahwa:

“Penyedia jasa konstruksi wajib menjamin mutu hasil pekerjaan sesuai dengan standar keamanan, keselamatan, kesehatan, dan keberlanjutan (K3).”

Ketidakhadiran pengawasan di lapangan memperkuat dugaan bahwa proyek tersebut dilaksanakan asal jadi dan tanpa kendali mutu yang memadai.

Warga Kecewa: “Asal Jadi dan Tak Transparan”

Sejumlah warga Desa Tanjung Kubah menyampaikan kekecewaannya terhadap kualitas pengerjaan proyek tersebut.

“Gak betul ini pengerjaan jalan dihotmix dalam keadaan berair. Kami warga pun gak tahu proyek dari mana, gak ada papan informasi. Kalau begini, kontraktor cuma cari untung tanpa mikirin kualitas pembangunan,” ujar seorang warga dengan nada kesal.

Warga berharap pemerintah daerah turun langsung meninjau dan memastikan kualitas proyek yang menggunakan uang rakyat tersebut.

Desakan untuk Pemerintah Daerah

Menyikapi temuan di lapangan, publik mendesak Bupati Batu Bara, Baharudin Siagian, agar segera melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke lokasi proyek. Pemerintah daerah diharapkan menindak tegas pelaksana proyek yang terbukti melanggar SOP dan peraturan hukum, termasuk memberikan sanksi administratif maupun hukum kepada kontraktor dan pejabat terkait yang lalai dalam pengawasan.

Proyek pembangunan jalan adalah wajah nyata pemerintah di mata rakyat. Bila dikerjakan tanpa transparansi, tanpa pengawasan, dan tanpa memperhatikan mutu, maka yang tersisa hanyalah jalan rusak dan hilangnya kepercayaan publik.

Pembangunan Harus Berorientasi Kualitas

Kabupaten Batu Bara membutuhkan pembangunan yang transparan, profesional, dan bertanggung jawab, bukan proyek asal jadi yang hanya memperkaya segelintir pihak.

“Pembangunan bukan diukur dari seberapa cepat aspal dihampar, tetapi dari seberapa jujur dan berkualitas hasilnya,” demikian pesan yang relevan bagi seluruh pihak yang terlibat dalam pelaksanaan proyek pemerintah.

(Tim)

Related Articles

Back to top button